Mengidentifikasi Tokoh Cerita Rakyat


Untuk dapat memahami cerita rakyat dengan baik, Anda akan
belajar mengidentifikasi karakteristik cerita rakyat yang didengarkan,
menentukan isi dan atau amanat yang terdapat dalam cerita rakyat,
menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat, mem-
bandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilai-nilai masa
kini dengan menggunakan kalimat efektif, dan mengungkapkan
kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis.
Berikut ini ada cerita rakyat dari daerah Sambas. Cerita rakyat
berikut  dapat dituturkan oleh salah seorang teman atau guru Anda.
Anda dan teman-teman Anda yang lain mendengarkan dengan
saksama. Agar dapat mendengarkan dengan baik, tutuplah buku
masing-masing.

Raden Sandhi
Sekarang kita sudah berkumpul, saya akan men-
ceritakan tentang kisah kematian Raden Sandhi. Menurut
kepercayaan orang Sambas, Raden Sandhi itu bukannya
mati, mayatnya dibawa orang kebenaran, orang halus,
orang Paloh. Sebelum saya ceritakan Raden Sandhi itu,
lebih baik saya ceritakan tentang Paloh, yakni tentang
keangkerannya. Sampai saat ini mungkin orang daerah
Sambas di sini masih percaya dengan keangkerannya, soal-
soal mistik begitulah kita sekarang.

Menurut kepercayaan orang daerah Sambas
kalau kita akan pergi ke Paloh, pertama kita tidak
boleh berteriak-teriak atau memekik di dalam hutan.
Kedua bersiul juga dilarang. Ketiga berkata tidak baik,
Nah begitulah cerita orang Sambas tentang daerah
Paloh.

Nah, sekarang saya akan bercerita tentang
kematian Raden Sandhi tadi. Raden Sandhi itu termasuk
keluarga orang yang baik-baik beliau keturunan Raja-
raja Sambas. Kelakuannya sangat berbeda dengan
saudaranya yang lain. Salah satu kebiasaan yang paling
disukai dan sering dilakukannya yaitu berburu. Kalau
sudah berburu biasanya dua atau tiga hari baru pulang
ke rumah. Dan hal inilah, sekali-kali orang tuanya
memberi teguran.

Pada suatu ketika, Raden Sandhi dipanggil oleh
orang tuanya dan berkata : "Sandhi, kamu aku lihat
lain dari pada saudara-saudaramu. Selalu saja kau
pergi kehutan, atau sampai ke daerah Paloh berburu
mencari burung, kijang, pelanduk. Hasilnya tidak ada
juga. Jadi aku rasa lebih baik kamu tinggal di rumah
saja, itu anak istrimu siapa yang akan mengurusnya.
Kami memang sanggup memberinya makan, tapi
kamu sebagai suaminya, kamu yang lebih banyak
memberi perhatian, mendidik. Baik itu kepada anak-
anakmu, istrimu, itu adalah tanggung jawabmu.

Raden Sandhi, orangnya pendiam dan tidak
suka berbicara yang tidak ada gunanya, terlebih

lebih kepada orang tuanya dan bagaimanapun
kemarahan orang tuanya tadi, ia diam saja, namun di
dalam hatinya karena itu telah menjadi kebiasaannya
yang suka berburu. Pada suatu hari Raden Sandhi
seperti biasa, akan pergi berburu senjatanya yang
akan dipergunakan untuk pergi berburu. Lalu ia
pergi menemui istrinya, " Oi, hari ini, aku akan pergi
berburu lagi.

Entah satu hari, dua hari aku tidak tahu. Cuma
aku minta, supaya kepergianku itu, jangan kau
ceritakan dengan ayah, dengan ibu," mengapa pula,
kata istrinya, saya baru saja dimarahi oleh ibu, supaya
jangan pergi berburu, padahal hatiku selalu saja ingin
pergi berburu. Jadi seorang istri haruslah patuh
terhadap suami,". Mengerti, jawab sang istri. Hanya
jangan lama-lama. Maklumlah di dalam hutan, mesti
ada sesuatu yang dikhawatirkan,". Tidak, aku pergi
tidak terlalu lama, mungkin hanya dua hari saja.

Baiklah, kata istrinya." Nanti kalau ayah bertanya,
katakan aku tidak pergi kemana-mana. Hanya pergi
dekat saja. Hanya nanti kalau kamu akan pergi
bawalah teman. Jangan pergi sendiri, maklumlah di
dalam hutan. Binatang banyak, seperti ular, beruang,
dan binatang lainnya yang dapat menyusahkan kita,
kata istrinya.

"Ialah aku membawa kawan, tapi siapakah
kawanku, kata Raden Sandhi. Maka berangkatlah
Raden Sandhi tadi. Dengan kedua orang temannya
pergilah mereka bertiga berjalan. Mereka berjalan
keluar masuk hutan, keluar masuk jurang tidak juga
bertemu dengan binatang yang dicari. Apalagi rusa,
kijang, pelanduk, burungpun tidak dijumpai. Karena
belum juga ketemu dengan binatang buruannya dan
sudah menjadi sifat Raden Sandhi, kalau belum dapat
belum pula ia puas. Makan pun Raden Sandhi lupa
apalagi minum. Akhirnya sampailah mereka ke daerah
Paloh. Sesampai di Paloh, terdengar burung, Ciit ....
Ciit ....... Ciit". Kawan Raden Sandhipun berkata, "
Den itu ada bunyi burung.

"Mana ? "itu, di batang kayu." Raden Sandhipun
melihat ke atas. Dilihatnya benar, ada seekor burung,
namun burung itu sangat aneh bentuknya. Sangat
berbeda dengan burung-burung yang lain. Tidak juga
besar, tidak juga kecil. Burungnya bagus, cantik benar
burung itu. Warnanya bermacam-macam, ada hijau,
ada merah, kakinya kekuning-kuningan. Pendek kata
menarik, sangat menarik hati.

"Ku sumpit saja burung itu. Kalau ku sumpit,
mudah-mudahan burung itu tidak mati dan aku
dapat memeliharanya," kata Raden Sandhi. Kemudian
di sumpitnya lah burung itu dan kena, tepat di
kepalanya dan matilah burung tersebut. Sedihlah hati
Raden Sandhi karena burung tersebut mati. " Sayang,
burung itu, kalau tidak mati akan kupelihara". Apa
boleh buat, walaupun mati akan kubawa pulang. Kata
Raden Sandhi pada temannya.

"Wah, wah, kita pulang saja, sudah hampir dua
hari kita berburu tidak juga mendapat hasil buruan
hanya dapat burung satu ekor saja. Akan kusalai, agar
bulunya tidak rusak sewaktu dibungkus dan akan
kusimpan saja. " Iyalah, " jawab teman – temannya.

Pulanglah Raden Sandhi, sampai di rumahnya
Raden Sandhi bercerita, badannya kurang sehat,
mengapa ya badanku kurang sehat, bulu kuduk
terasa berdiri. Mungkin aku sakit. Pada mulanya tidak
merasakan apa-apa sampai beberapa hari kemudian,
badan Raden Sandhi masih juga belum sehat. Raden
Sandhi merasakan demam setelah pergi ke Paloh !.
Lalu dia pergi menghampiri istrinya, ada apa dengan
badanku, kata Raden Sandhi kepada istrinya. Sakit
barangkali aku ini." Sudah tiga hari badanku ini panas
dingin, bulu kuduk aku terasa berdiri, rasanya tidak
nyaman sekali, apa ya obatnya ?". kata Raden Sandhi
kepada istrinya. Tidak tahu, jawab istrinya. Cari dukun
saja yang dekat-dekat sini. Maka sang istri mencari
dukun untuk mengobati suaminya tadi. Tidak lama
kemudian datanglah sang dukun dan bertanya kepada
Raden Sandhi, "Sakit apa, Den ?"

"Entahlah, badan aku ini rasanya kian hari kian
melemah saja, bulu kuduk terasa berdiri. Demam
ada juga tapi badan rasanya sakit semua. Raden dari
mana, sampai sakit begini ? tanya sang dukun kepada
Raden Sandhi. Saya pergi berburu ke Paloh, pulang dari
berburu, badan saya terasa panas dingin, rasanya bulu
merinding. Oh kalau begitu Raden terkena orang halus
barangkali, kata sang dukun pula.

Lalu diobatinya Raden Sandhi, sesudah
diobati dengan obat orang kampung tadi, dengan
berjenis-jenis ramuan yang terbuat dari kayu-kayu,
lalu dibacakannyalah mantra. Setelah dukun tadi
pulang, sakit Raden Sandhi bukannya sembuh, tapi
penyakitnya bertambah parah, akhirnya Raden
Sandhi tidak mau makan.

Setelah beberapa lamanya Raden Sandhi sakit
dan sakitnya tidak juga sembuh, akhirnya Raden
Sandhi meninggal dunia. Layaknya orang meninggal
tentulah dimandikan, dikapankan lalu dikuburkan
seperti layaknya upacara penguburan. Setelah
upacara penguburan selesai dilaksanakan, pada
malam harinya istri Raden Sandhi mendapat mempi,
dalam mimpi itu, mengatakan bahwa sebenarnya
Raden Sandhi tidaklah mati, Raden Sandhi dibawa
oleh orang halus pergi ke Paloh, untuk dijadikan raja
oleh orang halus di sana karena raja mereka sudah
tua, Raden Sandhi akan dijadikan menantu dan raja
orang halus di tempat tersebut.

Yang dimakamkan itu bukannya Raden Sandhi,
melainkan hanya sebatang kedebok pisang saja dan itulah
yang ditanam, kata orang halus di dalam mimpi sang istri.
Orang halus tadi juga berpesan untuk memberitahukan
mimpinya kepada orang tua Raden Sandhi.

Lalu tersadarlah sang istri dari mimpinya, dan
kemudian bercerita kepada kedua orang tua Raden
Sandhi beserta keluarganya. Bahwa yang dikuburkan itu
bukanlah jasad tubuh Raden Sandhi melainkan hanya
sebatang gedebok pisang dan suaminya dibawa pergi
ke paloh oleh orang halus untuk dinikahkan dengan
anak Raja Paloh. Begitulah cerita istri Raden Sandhi,
maka gemparlah mereka mendengar cerita sang istri
tadi. Sang ayah menyesali kelakuan Raden Sandhi yang
sudah sering diingatkan untuk tidak pergi berburu,
apalagi pergi berburu sampai ke Paloh.

"Sudah kita tahu bersama, bahwa Paloh itu te-
mpat orang-orang kebenaran, apalagi kedatangannya
ke Paloh hanya untuk pergi berburu, membunuh
binatang lagi. Namun apa daya semuanya telah
terjadi. Mungkin itu sudah suratan takdir Raden
Sandhi," kata ayahnya.

Kita teruskan cerita kita dahulu, setelah Raden
Sandhi dibawa ke Paloh, Raden Sandhi dinikahkan
dengan anak Raja Paloh. Pada masa itulah Raden
Sandhi menjadi Raja Paloh dan berkuasa di daerah
Paloh. Pada saat sekarang ini juga masih banyak
masyarakat yang mempercayainya dan menurut
cerita apabila akan pergi ke Paloh, jangan lupa
menyebut nama Raden Sandhi, sambil berkata, "Den,
Raden, kami datang ke Paloh daerah kekuasaan dato'
( panggilan untuk Raden Sandhi ) kami juga masih
keluarga dari Sambas, janganlah kami diganggu",
begitlah bunyi ucapannya. Selain itu ada juga syarat
yang harus dilakukan bagi yang akan ke Paloh yaitu
1.  Jangan sekali-sekali berani berteriak-teriak
2.  Jangan sekali-kali bersiul-siul itu tabu sekali
dilakukan
3.  Jangan sekali-kali membunuh binatang yang
berguna seperti burung ( jenis apa saja ) dan
yang lainnya.

Selain itu juga tidak boleh berbicara kotor dan
bersiul-siul. Apabila hal-hal semacam ini dilanggar
maka akan ada akibatnya. Begitulah, ceritanya. Jadi
kepercayaan itu masih tetap dipegang hingga saat
ini. Orang yang masuk ke daerah Paloh tidak berani
sembarangan. Daerah itu ( Paloh ) dijaga oleh Raden
Sandhi. Benar atau tidaknya cerita ini', Wallahualam.
Sumber: www.sambas.go.id

Salah satu kekayaan budaya masyarakat di wilayah nusantara
adalah prosa atau cerita rakyat. Cerita rakyat ini lahir dan berkembang
secara turun-temurun melalui berbagai media, baik secara lisan
maupun tertulis.
Cerita rakyat mengandung berbagai hal yang menyangkut
hidup dan kehidupan masyarakat, misalnya mengenai sistem nilai,
kepercayaan dan agama, kaidah-kaidah sosial, dan etos kerja. Oleh
karena itu, sejumlah pengamat sosial budaya menyatakan bahwa
memahami pandangan hidup masyarakat tidaklah komprehensif jika
tanpa mempelajari cerita rakyat. Begitu juga dengan cerita rakyat
'Raden Sandhi" yang sudah Anda baca pasti mengandung isi dan
amanat yang didasari nilai-nilai yang dianut oleh rakyat Sambas. Cerita
rakyat terdiri atas dogeng, mite, dan legenda.
1.  Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi, termasuk di dalamnya cerita-cerita pelipur lara dan
cerita-cerita dengan tokoh binatang (fabel). Dongeng dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok, yakni (a) dongeng binatang
karena semua tokohnya binatang (fabel), (b) dongeng biasa yang
di dalamnya terdapat tokoh manusia, dan (c) dongeng jenaka/
lelucon yang di dalamnya terdapat cerita penuh kejenakaan.
2.  Mite adalah  cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan
dianggap suci atau sakral, misalnya cerita tentang tokoh kayangan
atau tokoh supranatural yang memiliki kekuatan hebat. Tokoh
mite adalah dewa atau manusia setengah dewa dan menyangkut
peristiwa yang terjadi di dunia lain pada masa lalu (Danandjaja,
1994: 50).
Berdasarkan isinya, mite dapat dikelompokkan menjadi
(a mite terjadinya alam semesta; (b) mite dunia dewata yang
memasukkan juga cerita tentang terjadinya susunan para dewa;
(c ) mite manusia pertama termasuk hal-hal yang berkaitan
dengan inisiasi, misalnya, cerita manusia pertama di Kepulauan
Talaud. Di dalam itu terdapat dewa penjelmaan, yakni makhluk

'ketam' yang berubah menjadi manusia; dan (4) mite pertanian,
termasuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan makanan
pokok. Misalnya, cerita tentang Dewi Padi.
3. Legenda adalah dongeng asal mula terjadinya suatu tempat,
peristiwa atau keberadaan suatu daerah. Misalnya, legenda Tang-
kuban Perahu, asal-usul nama Surabaya. Selain itu, ada juga
legenda yang terdiri atas cerita-cerita tentang tokoh-tokoh agama.
Hal tersebut merupakan sebagian dari karakteristik cerita
rakyat. Anda dapat mengidentifikasi karakteristik cerita rakyat
setelah Anda mendengarkan atau membacanya. Anda juga
dapat mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan unsur-unsur
intrinsiknya, seperti tema, penokohan, latar, alur, dan amanat.
1.  Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyu-
sunan cerita.
2.  Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang di dalam-
nya berisi rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun
berdasarkan hukum sebab akibat serta logis. Alur tersebut ada
yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
3.  Penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau pe-
watakan tokoh-tokoh dalam cerita.
4.  Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan keadaan
terjadinya suatu peristiwa.
5.  Amanat adalah pesan-pesan atau wejangan yang ingin di-
sampaikan dalam cerita.

Ciri-ciri atau karakteristik cerita rakyat ialah menghubung-
kan cerita dengan kejadian alam atau tempat berkisah tentang
kerajaan (istana sentris). Dari hasil mendengarkan cerita rakyat ter-
sebut, adakah ciri-ciri lain yang Anda temukan dari cerita rakyat
tersebut?






Share this: